Merupakan keinginan semua orang tua untuk mempunyai anak yang sehat, tidak sakit, dan tidak cacat. Pertumbuhan dan perkembangannya optimal. Paradigma anak sehat meliputi sehat fisik, sehat kognitif dan sehat emosi-sosial-moral.
Sehat fisik, artinya pertumbuhan dan perkembangan fisik optimal, ditunjukkan dengan perubahan tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, pematangan fungsi organ-organ tubuh sesuai dengan umur.
Sehat kognitif. Anak mempunyai kemampuan untuk mengenali, mengerti, mengingat, membandingkan, mencocokkan, menggabungkan, merangkai, mengekspresikan, menghasilkan ide, pengetahuan, dan ketrampilan baru.
Sehat emosi-sosial-moral. Anak gembira, berani, optimis, percaya diri, dapat mengeksplorasi lingkungan, dapat mengendalikan diri, beradaptasi dengan lingkungan, mengerti baik-buruk, benar-salah, boleh-tidak boleh.
Mengapa anak bisa sakit? Anak sakit karena kekebalan(imunitas) tubuh alamiah tidak cukup mampu melindungi tubuh. Ketika penyebab sakit tidak bisa ditolerir oleh tubuh, maka anak akan sakit. Penyebab sakit antara lain: infeksi, kelainan bawaan, gangguan metabolisme, kekurangan gizi, cedera, kecelakaan, keracunan, penyakit imunologi, dan degeneratif.
Sebaliknya, seseorang akan menjadi kebal (imun) terhadap suatu penyakit karena adanya sistem imunitas. Imunitas terbagi menjadi 2 yaitu imunitas alami dan imunitas didapat. Imunitas alami bersifat aktif dan pasif. Imunitas alami aktif merupakan reaksi tubuh terhadap suatu infeksi, misalnya bila seseorang menderita cacar air, maka dalam tubuhnya kan terbentuk sistem imunitas yang menjaga terulangnya infeksi cacar air. Imunitas alami pasif didapatkan bayi dari ibunya melalui jalur plasenta. Disini sistem kekebalan ibu “menular” ke janin melalui plasenta.
Imunitas didapat mengandung arti bahwa tubuh mendapatkan kekebalan dari rangsangan luar tubuh. Tubuh disuplai sistem kekebalan dari luar. Suplai disini bisa berupa sel-sel kekebalan yang sudah jadi (injeksi antibodi, disebut imunitas didapat pasif) maupun perangsangkekebalan pada tubuh pasien (vaksinasi, disebut imunitas didapat aktif).
Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)2001 dan Survei Demografi dan Kesehatan (SKDI) 2002-2003, kematian satu bayi (0-12 bulan) terjadi tiap 3, 1 menit dan kematian balita tiap 2, 5 menit.
Vaksinasi adalah memberikan kekebalan aktif (kuman) pada seseorang untuk merangsang kekebalan pada tubuh pasien sehingga ia menjadi kebal dan terlindungi dari penyakit tertentu. Mengapa vaksinasi penting? Vaksinasi akan meningkatkan kekebalan tubuh, mencegah penyakit berbahaya dan komplikasi yang bisa ditimbulkannya.
Vaksin merupakan salah satu media intervensi paling efektif untuk mengurangi dan mencegah penyakit infeksi berbahaya. 26 penyakit di dunia ini diketahui dapat dicegah dengan vaksin. Vaksinasi pun sudah dicanangkan sebagai proteksi global.
Program Imunisasi di Indonesia ada dua, yaitu PPI dan non PPI. PPI adalah Program Pengembangan Imunisasi dimana program ini diwajibkan bagi anak pada usia tertentu dan didanai oleh pemerintah. Yang termasuk PPI adalah vaksinasi Hep B, BCG, DPT, anti-Polio, Campak. Non PPI adalah vaksinasi HiB, Hepatitis A, MMR, Varicella, Typhoid.
PPI adalah program dasar dan wajib. Bayi umur 6 bulan mendapatkan 16 kali suntikan. Hal tersebut menjadi salah satu sebab program imunisasi kurang berhasil. Jumlah suntikan yang diterima bayi menjadi kekhawatiran orang tua dan hal tersebut menyebabkan terjadinya “drop out”.
Solusi untuk mengurangi jumalh suntikan? Dibuatlah vaksin kombinasi. Vaksin Kombinasi adalah vaksin yang terdiri dari dua atau lebih antigen (kuman) berbeda yang dikombinasikan / digabung dalam satu sediaan. Keuntungan vaksin kombinasi adalah:
• Lebih praktis dan ekonomis
• Jumlah suntikan berkurang sehingga lebih nyaman.
• Jumlah kunjungan ke penyedia layanan kesehatan berkurang.
Contoh vaksin Kombinasi:
• DPT (Difteri, Pertussis, Tetanus)
• MMR (Mumps, Measles, Rubella)
• Hepatitis A +B
• DPaT – HiB – Polio (5 in 1)
Vaksin Kombinasi terbaru yang telah tersedia di Indonesia adalah DPaT – HiB – Polio.
Apa saja isi vaksin tersebut?
• Komponen DPaT: Diphteria – Pertusis – Tetanus
o Diphteria
Penyakit infeksi oleh bakteri C. diphteriae, menyebabkan sumbatan jalan napas dan mengganggu otot jantung, mudah menular, dan menyebabkan kematian yang tinggi pada anak dan manula.
Komponen racun (toksoid) bakteri ini yang yang dijadikan vaksin.
o Pertusis (Batuk Rejan, 100 hari)
Penyakit infeksi oleh Bordatella pertussis, menyebabkan batuk lama dan berat, sangat menular.
Bakteri mati dijadikan komponen vaksin, ada 2 jenis:
§ DPwT: pertussis whole cell, bakteri utuh mati
§ DPaT: pertussis aseluler , lebih menguntungkan karena efek samping panas, bengkak dan kemerahan jauh berkurang.
o Tetanus
Penyakit infeksi oleh Clostridium tetani, menyebabkan kaku otot mulut, dada, punggung, perut. Merupakan 10 penyebab kematian tertinggi.
Toksoid tetanus dijadikan sebagai komponen vaksin.
• Komponen HiB
Vaksin HiB ini mencegah penyakit yang disebabkan Hemophylus influenza tipe B, seperti meningitis (radang selaput otak), pneumonia (radang paru berat)
• Komponen Polio
Vaksin Polio mencegah infeksi virus polio yang menyebabkan poliomyelitis (lumpuh layu).
Bentuk sediaan vaksin polio ada 2 macam:
• Vaksin polio tetes, lebih sering diikuti kejadian ikutan pasca imunisasi, seperti lumpuh layu.
• Vaksin polio suntik, merupakan bagian dari vaksin kombinasi.
Jadwal pemberian vaksin kombinasi DPaT-HiB-Polio berdasarkan rekomendasi IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia)2010:
• Usia minimal 6 minggu
• Jadwal: 2,3,4 bulan atau 2, 4, 6 bulan, dan mendapat booster(ulangan) pada tahun ke 2 (18 bulan).
Imunisasi telah terbukti menyelamatkan jutaan bayi dan balita. Dengan adanya vaksin kombinasi akan semakin memperbaiki cakupan keberhasilan program imunisasi. Petugas kesehatan mempunyai tugas untuk memberikan informasi yang benar tentang imunisasi kepada masyarakat. Jangan sampai orang tua lebih takut pada efek samping daripada takut pada penyakitnya.
(sumber: dr. A. Ratnaningsih, Sp.A)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar