Kecuali memang tidak libur karena mendapat jatah piket atau lembur,
akhir pekan sebaiknya benar-benar digunakan untuk mengistirahatkan
pikiran. Terus-terusan memikirkan pekerjaan di hari libur bisa memicu
penyusutan pada massa otak.
Sebuah penelitian yang membandingkan
ukuran otak pada orang-orang yang sudah meninggal menunjukkan adanya
pengaruh yang sangat kuat dari riwayat stres. Pada jenazah yang punya
riwayat stres dan depresi, 5 gen yang berfungsi menjaga fungsi otak
teramati banyak berkurang.
Berkurangnya fungsi otak antara lain
dipicu oleh pelepasan senyawa GATA1, semacam saklar genetik untuk
menghentikan komunikasi antar-saraf di otak. Komunikasi serta koneksi
antar-saraf yang rendah dalam jangka panjang bisa memicu berkurangnya
massa otak terutama di bagian prefrontal cortex.
Aktifnya
beberapa jenis hormon saat stres juga memperburuk risiko penyusutan
otak. Hormon-hormon tersebut merangsang pengeluaran GATA1 dan ini sudah
dibuktikan setelah para ahli membedah otak tikus yang sudah dikondisikan
untuk selalu stres sepanjang waktu.
"Kurangnya komunikasi (antara-saraf di otak) bisa memicu hilangnya sebagian massa otak di bagian prefrontal cortex," kata Ronald Duman, PhD, dari Yale University yang memimpin penelitian itu seperti diktuip dari Menshealth.com, Minggu (2/9/2012).
Dr
Duman dan rekan-rekan ahli lainnya meykaini hasil penelitian tersebut
bisa digunakan untuk merancang pendekatan baru dalam menangani depresi
serta dampaknya. Dari penelitian tersebut, penyusutan otak bisa dicegah
dengan mengurangi stres baik baik di badan maupun pikiran.
Solusi
lain untuk mencegah otak menyusut adalah dengan memperbanyak asupan
omega-3, yakni asam lemak yang dikenal sebagai nutrisi otak. Penelitan
tahun 2011 menunjukkan bahwa mahasiswa yang mengonsumsi 2.500 mg omega-3
setiap hari selama 12 pekan tingkat stresnya berkruang 20 persen.
Source:Menshealth.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar