Data tahun 2.000, jumlah penderita DM di Indonesia mencapai 8,4 juta orang dan menjadikan Indonesia menempati ranking keempat dalam jumlah penderita diabetes di dunia. Pada tahun 2030 nanti, diperkirakan jumlahnya akan naik menjadi 21,3 juta orang. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan, sebaran pasien diabetes di Indonesia yang melebihi 1,5 persen penduduk ada di Provinsi Sumatera Utara, Jawa Timur, dan Sulawesi Utara. Menurut Budiman, hal itu mungkin terkait dengan gaya hidup dan pola makan.
Dunia sedang menghadapi ledakan penderita diabetes. Data paling baru menyebutkan angkanya mencapai 350 juta orang di seluruh dunia, jauh melebihi prediksi Federasi Diabetes International (IDF) yang memproyeksikan tahun 2010 ada 285 juta penduduk dunia yang akan menjadi korban penyakit yang bisa merenggut penglihatan, bahkan kematian ini. Walaupun para ahli sepakat diabetes merupakan masalah kesehatan terbesar di abad 21, nyatanya masih banyak orang yang angkat bahu ketika ditanya tentang kemungkinan menderita penyakit ini. Selain karena gejalanya memang tidak terlihat, tak sedikit yang masih mengira penyakit ini disebabkan karena mengasup makanan manis terlalu banyak. Padahal, menurut dr.Budiman Darmowidjojo, Sp.PD, diabetes melitus tidak berhubungan dengan kebanyakan makan gula. Seseorang didiagnosis diabetes ketika tubuhnya tidak cukup menghasilkan insulin atau tidak menggunakan insulin yang ada dengan benar. "Tidak benar jika penyakit ini timbul karena kebanyakan makan makanan manis. Faktor yang menyebabkan tingginya jumlah penderita adalah karena perubahan pola makan menjadi tinggi lemak dan kurangnya aktivitas fisik. Keterkaitan penyakit ini dengan gula mungkin berpangkal dari kenyataan penderita diabetes harus membatasi asupan gula mereka. "Yang harus dibatasi sebenarnya bukan hanya gula, tetapi total kalori karena sebagian besar yang kita makan untuk dijadikan energi akan diubah menjadi glukosa. Pada penderita diabetes, pola makan yang tidak terkontrol akan meningkatkan kadar glukosa," papar dokter dari Divisi Endokrinologi dan Metabolisme Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM Jakarta.
Pada orang sehat, glukosa secara otomatis diserap oleh sel-sel. Tubuh menggunakan insulin yang dihasilkan oleh sel B pankreas untuk membuka reseptor sel sehingga glukosa bisa masuk. Akan tetapi pada orang yang menderita diabetes, terjadi resistensi insulin sehingga gula darah tidak dapat masuk. Gula yang berlebih ini terkumpul dalam aliran darah dan dalam jangka panjang bisa menyebabkan komplikasi. "Sebenarnya yang berbahaya bukan gula darah yang tinggi, tetapi komplikasi yang ditimbulkannya," imbuhnya.
Komplikasi
Diabetes merupakan penyakit yang menyerang diam-diam namun pada akhirnya akan menjadi bencana. Penyakit yang makin umum ditemui ini setiap tahunnya membunuh tiga juta orang di seluruh dunia. Menurut dr.Budiman, penyebab kematian pasien diabetes sebenarnya bukan karena penyakit itu sendiri tetapi komplikasinya. "Hampir 40 persen meninggal karena penyakit jantung, sisanya karena gagal ginjal, stroke, atau kanker," papar ketua Jakarta Diabetes Meeting yang akan diadakan November 2011 mendatang ini. Komplikasi yang mungkin ditimbulkan oleh diabetes ada yang akut, seperti hipoglikemi (gula darah terlalu rendah) atau hiperglikemia (gula darah terlalu tinggi), atau komplikasi kronik.
"Komplikasi kronik sendiri ada yang memengaruhi pembuluh darah besar seperti penyakit jantung koroner atau stroke, atau yang memengaruhi pembuluh darah kecil sehingga pasien menderita gangguan saraf, ginjal, impotensi, atau kebutaan," paparnya. Kadar gula darah yang tinggi, terang Budiman, juga akan mengganggu sistem hormonal sehingga kadar hormon tertentu meningkat yang berujung pada naiknya tekanan darah. "Sekitar 60-80 persen pasien diabetes menderita hipertensi," katanya. Karena itulah sangat penting untuk memeriksakan gula darah guna mawaspadai naiknya kadar gula darah, terutama jika dalam riwayat keluarga ada yang menderita penyakit ini, usia Anda melebihi 40 tahun, menderita kegemukan atau menunjukkan gejala-gejala penyakit ini.
Perbaiki Pola Makan
Salah satu cara untuk menghindari diabetes adalah dengan menjaga berat badan tetap normal, melakukan olahraga secara teratur, dan memperbaiki pola makan. Ini berarti makan dengan pola makan sehat yang terfokus pada buah-buahan dan sayuran. Penelitian menunjukkan untuk setiap kelebihan 40 gram lemak yang Anda makan dalam sehari, risiko untuk menderita diabetes meningkat tiga kali lipat. Dan bila Anda sudah menderita diabetes, Anda berpeluang besar mengalami komplikasi. "Hal ini terjadi karena lemak tubuh membuat sel-sel menolak insulin," kata Frank Q.Nittal, M.D, dalam laporan yang dimuat dalam American Journal of Epidemiology.
Sementara itu penderita diabetes disarankan untuk makan setiap empat atau lima jam dalam porsi kecil. "Yang penting adalah mengatur kalori total," kata Budiman. Kendati demikian penderita diabetes tetap disarankan untuk berhati-hati dalam mengonsumsi gula. Kebutuhan akan makanan yang manis ini bisa dipuaskan dengan pemanis buatan rendah kalori.
Saat ini belum ada obat untuk mengobati diabetes. Itu sebabnya sayangi diri Anda dengan menjaga gaya hidup yang sehat, yang meliputi pola makan, olahraga, istirahat, serta menghindari stres. Pada penderita diabetes pun gaya hidup yang sehat dapat menjaga gula darah tetap stabil sehingga penyakit ini bisa dikendalikan.
sumber: medicalhealth
Tidak ada komentar:
Posting Komentar