Batu pada ginjal & saluran kemih adalah benda keras menyerupai batu yang terbentuk di ginjal atau saluran kemih & berasal dari zat yang dibawa urin. Batu ginjal dapat terus berada di dalam ginjal atau keluar & menuju ke saluran kemih. Batu ginjal yang berukuran kecil dapat keluar dari tubuh melalui air seni tanpa menimbulkan rasa sakit yang hebat. Sedangkan batu ginjal yang berukuran lebih besar, dapat tersangkut di kandung kemih ataupun saluran kencing & menimbulkan masalah yang mengganggu. Meskipun batu tersebut dapat dialami oleh pria ataupun wanita, tetapi memang lebih sering terjadi pada pria (hingga 2-3 kali lebih banyak). Menurut dr. Ponco Birowo, SpU, PhD dari RS.Asri, “ Batu saluran kemih dapat disebabkan oleh beberapa hal, tapi biasanya karena konsentrasi urine yang pekat sehingga terjadi pengendapan kristal yang akan terus membesar seiring dengan perjalanan waktu. Faktor lainnya adalah kelainan anatomi dari saluran kemih sehingga aliran urin menjadi tidak lancar & memudahkan untuk terjadinya endapan kristal . “ Prevalensi penderita batu dapat berbeda ditiap negara, seperti misalnya 1 - 5% di Asia, 5 - 9% di Eropa, 13% di Amerika utara, dan 20% di Arab Saudi. Kemudian faktor resiko terjadinya batu adalah jenis kelamin, usia, ras, pekerjaan, lokasi geografi, BMI & cuaca, tambah dr. Ponco Birowo. Hal tersebut mengemuka dalam acara Peluncuran “Asri Urology Center” di RS. Asri, Jakarta pada hari Kamis, 23 Juni 2011 kemarin.
Gambar contoh letak batu di dalam ginjal dan saluran kemih
Tanda & gejala terjadinya batu di ginjal atau saluran kemih dapat berbeda pada setiap orang. Mulai dari yang tanpa gejala hingga yang berat sekalipun. Tetapi biasanya para penderita batu yang berkonsultasi ke dokter mempunyai keluhan seperti berikut ini :
1. Rasa nyeri pada pinggang
2. Rasa sakit saat berkemih
3. Mual-muntah (kolik)
4. Kencing tidak lancar atau anyang-anyangan
5. Air seni berwarna kecoklatan atau merah
Untuk diagnosa adanya batu dalam ginjal atau saluran kemih sendiri dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium, USG, rontgen atau CT Scan. Sedangkan terapi penanganan batu tersebut dapat melalui berbagai cara, dan pemilihan terapinya tergantung dari lokasi batu berada, ukuran dari batu tersebut serta fungsi ginjal dari penderita. Pilihan terapi untuk batu dalam ginjal & saluran kemih adalah dengan cara konservatif, ESWL, PCNL, URS, litotripsi, & operasi terbuka, demikian dikatakan oleh dr. Rochani, SpB, SpU dari RS.Asri.
1. ESWL
ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) sendiri adalah salah satu prosedur untuk memecah batu ginjal melalui gelombang kejut. Dengan ESWL, maka batu ginjal & batu saluran kemih dapat dipecahkan menjadi pecahan halus sehingga pecahan batu tersebut dapat keluar bersama dengan air kencing. Oleh karena itu ESWL hanya boleh dilakukan bila penderita mempunyai fungsi ginjal yang normal. Kelebihan dari ESWL adalah, prosedur pemecahan batu ginjal tersebut dilakukan tanpa pembiusan & tanpa luka operasi, sehingga mempunyai angka kesakitan (morbiditas) yang rendah & pasien pun dapat berobat jalan, demikian penjelasan dari Dr. dr. Nur Rasyid, SpU. “Namun ESWL juga mempunyai kekurangan, yaitu hanya bisa dilakukan untuk batu ginjal atau saluran kemih yang berukuran kecil, karena angka bebas batunya lebih rendah dibandingkan dengan PCNL & operasi terbuka bila untuk batu yang berukuran besar. Kemudian selain ukuran batu, angka bebas batunya juga dipengaruhi oleh kekerasan batu, fungsi ginjal & keadaan anatomis ginjal “ tambah Dr.dr. Nur Rasyid.
2. PCNL
Cara lain yang dapat digunakan untuk mengatasi batu pada ginjal atau saluran kemih adalah melalui PCNL (Percutaneous Nephrolithotomy). PCNL sendiri adalah satu tindakan minimal invasif di bidang urologi yang digunakan untuk mengangkat batu ginjal dengan menggunakan akses perkutan. Tindakan PCNL ini biasanya dilakukan pada batu dengan diameter 2cm & pada batu keras. Pasien yang dilakukan PCNL tidak perlu dilakukan bius umum, tetapi cukup bius separuh badan saja & dengan waktu pembedahan 1-3 jam (tergantung dari ukuran batunya). Prosedur PCNL ini melibatkan fragmentasi langsung dari batu ginjal melalui insisi (sayatan) kecil yang dibuat di pinggang bagian belakang pada posisi ginjal yang terkena dengan suatu alat Nephroscope. Kemudian batu besar akan dihancurkan dnegan semacam logam panjang yang disertai energi ultrasonik atau elektrohidrolik, atau laser litrotriptor agar menjadi serpihan batu. Kateter akan dipasang untuk mengalirkan urine, & pada insisi akan ditempatkan selang yang disebut nephrostomy untuk mengalirkan cairan dari ginjal. Kateter akan dilepaskan dalam waktu 24 jam, sementara nephrostomy akan tetap terpasang selama pasien dirawat di RS, biasanya selama 2-4 hari. Prosedur PCNL ini mempunyai keuntungan yang lebih banyak dibandingkan dengan operasi terbuka, karena waktu pemulihan pasien lebih cepat & resiko yang mungkin dialami oleh pasien juga menjadi lebih kecil.
Tetapi tentu saja, semboyan “ mencegah lebih baik daripada mengobati “ sangat berlaku untuk setiap masalah kesehatan, termasuk mengenai masalah batu ginjal atau batu saluran kemih ini. Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya batu ginjal/saluran kemih disarankan untuk minum air putih dengan cukup setiap hari supaya urine tidak menjadi terlalu pekat sehingga dapat mengurangi resiko terbentuknya batu. Jumlah air yang disarankan untuk dikonsumsi adalah 2 liter sehingga jumlah produksi urine perhari adalah sekitar 2 liter.
Sumber: medicalhealth
1 komentar:
artikelnya menarik dan mudah di pahami oleh para pembaca, serta bermanfaat bagi yang lagi cari artikel seperti ini,thanks penulis.di klik juga ya Artikel kesehatan terbaru
Posting Komentar