Sabtu, 23 Juli 2011

PEREMPUAN MENJELANG MENOPAUSE RENTAN OBESITAS

Perempuan menjelang menopause paling rentan menderita obesitas. Padahal, obesitas dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan. ”Perempuan menjelang menopause sangat rentan obesitas lantaran metabolisme tubuh melemah. Proses pembakaran dalam tubuh menjadi lebih rendah,” kata Samuel Oentoro, ahli gizi klinik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Jumat (8/4), dalam jumpa pers terkait seminar dan kursus mengenai obesitas. Acara yang diselenggarakan oleh Departemen Ilmu Gizi FKUI itu bertema ”Management of Obesity and Its Related Problems” pada 9-10 April 2011.

Kelebihan berat badan dan obesitas umumnya diukur dengan body mass index (BMI). Nilai BMI didapat dari berat badan (kg) dibagi dengan kuadrat tinggi badan (meter). Seseorang dikategorikan kelebihan berat badan jika BMI 25 kilogram per meter kuadrat. Adapun yang memiliki BMI lebih dari 30 digolongkan menderita obesitas. Batas BMI normal 18,5 - 24,9.
Perlu juga diketahui bahwa mulai usia 45 tahun wanita memasuki masa pre-menopouse. Pre-menopause adalah suatu kondisi fisiologis pada wanita yang telah memasuki proses penuaan (aging), yang ditandai dengan menurunnya kadar hormonal estrogen ovarium yang sangat berperan dalam hal reproduksi dan seksualitas. Nanti pada usia 50 tahun, wanita akan masuk ke masa menopause yang mana pada masa ini wanita memiliki konsekuensi kesehatan yang serius. Masalah utama kesehataan pada masa menopause adalah penyakit jantung dan stroke. Pada tahun 2000, penyakit jantung menduduki urutan pertama penyebab kematian wanita di Amerika Serikat (366.000 kasus). Tempat kedua diduduki oleh stroke (103.000 kasus). Kebanyakan kasus tersebut terjadi pada usia menopause. Angka ini jauh di atas angka kematian yang disebabkan oleh kanker payudara yang hanya 42.000 kasus. Jadi,kedua alasan yang berujung pada masalah kesehatan itulah yang mendorong saya berbegas memeriksakan diri ke dokter gizi.

Terdapat dua golongan besar faktor risiko penyakit jantung dan stroke, yaitu faktor yang tidak dapat diubah dan yang dapat diubah. Faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputi usia, riwayat keluarga, jenis kelamin, dan ras. Sedangkan faktor risiko yang dapat diubah adalah rokok, kadar kolesterol dan lemak darah, tekanan darah, aktivitas fisik, obesitas, dan diabetes melitus. Jadi, meski kita tidak bisa mencegah beberapa resiko yang memang tidak bisa diubah seperti bertambahnya usia dan lain lain, maka tentunya obesitas adalah salah satu faktor yang kita bisa ubah.

Menopause merupakan proses degenerasi yang antara lain disertai kemunduran metabolisme tubuh dan penurunan produksi hormon yang berperan dalam proses di dalam tubuh. Samuel mengatakan, semakin melemahnya metabolisme tubuh, konsumsi makanan harus dibatasi dengan menerapkan diet sehat, yakni kaya serat buah dan sayur serta rendah lemak.
Untuk menjaga aktivitas tubuh, harus olahraga lebih dari 30 menit tiap hari, misalnya jalan kaki. Untuk yang obesitas, dianjurkan bersepeda dan berenang agar tidak terlalu banyak beban di persendian kaki. Seiring perkembangan zaman, tidak hanya perempuan yang rawan menderita obesitas, melainkan juga anak-anak. Perubahan pola makan seperti konsumsi makanan cepat saji dan minuman manis membuat obesitas menjadi masalah sejak kanak-kanak. Samuel menyatakan, obesitas merupakan penyakit yang harus ditangani. Penanganan masalah berat badan berlebih berpegang pada pola diet yang sehat (seimbang jumlah dan jenis), aktivitas tubuh (olahraga), dan perubahan perilaku. Jika itu tidak berhasil, pasien mengonsumsi obat di bawah pengawasan dokter. Operasi untuk mengatasi masalah kegemukan merupakan solusi paling akhir.

Ahli gizi klinik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sekaligus ketua panitia seminar dan kursus obesitas, Inge Permadhi mengatakan, keberhasilan penatalaksanaan obesitas sangat berperan penting untuk memperbaiki risiko, seperti hipertensi, diabetes melitus, dan jantung koroner. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, lebih dari 1 miliar orang dewasa di dunia mengalami kelebihan berat badan dan paling sedikit 300 juta di antaranya penderita obesitas. Penurunan berat badan akan jauh lebih berhasil jika didukung program yang sesuai kebutuhan pasien untuk mencapai penurunan berat badan yang optimal dan menjaga berat badan tetap normal melalui pola makan sehat, aktivitas fisik, perubahan perilaku, dan pengobatan jika diperlukan di bawah pengawasan dokter.

source: healthtylife

Rabu, 20 Juli 2011

ASUPAN SUPLEMEN Untuk WANITA USIA 40th KEATAS

Setelah memasuki usia 40 tahun, perempuan umumnya akan sangat rentan terkena penyakit. Masalah kesehatan yang kecil bahkan dapat menjadi ancaman besar jika tak segera diatasi.
Namun, Anda tidak perlu khawatir. Pasalnya, asupan suplemen yang cukup dan makan makanan yang bergizi akan membuat hidup Anda jauh lebih sehat. Berikut ini adalah suplemen diet yang cocok untuk perempuan berusia di atas 40 tahun:
1. Multivitamin
* Fakta dan manfaat: Multivitamin, sesuai dengan namanya, adalah kombinasi dari berbagai vitamin yang meliputi B1, B2, B3, C, dan lain-lain. Mengonsumsi sejumlah vitamin baik untuk perempuan karena dapat mengurangi risiko osteoporosis, meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, sehingga menghindarkan wanita dari berbagai masalah kesehatan, seperti kanker payudara. Multivitamin mampu mencegah seorang perempuan dari penyakit jantung dan kanker usus besar.
2. Kalsium
* Fakta dan manfaat: Kalsium sangat penting dalam pembentukan tulang, otot, dan gigi. Kalsium juga digunakan selama konduksi saraf, pembekuan darah, dan kontraksi otot. Ketika kadar kalsium dalam darah rendah, sistem dalam tubuh akan menarik kalsium yang diperlukan dari tulang. Jika kalsium ini tidak cukup terpenuhi, tulang menjadi lemah dan terjadi osteoporosis yang akhirnya akan menjadi masalah serius bagi perempuan atau siapa pun.
* Dosis rekomendasi: Dosis yang dianjurkan untuk wanita menopause adalah 1.200-1.500 mg kalsium setiap hari, menurut University of Michigan Health System.
* Sumber: sumber-sumber alami kalsium bisa Anda dapatkan pada produk susu seperti susu, keju, yogurt atau brokoli, salmon, tahu, dan almond.
3. Vitamin D
* Fakta dan manfaat: Vitamin D membantu kita untuk mencegah patah tulang dan membantu reabsorpsi kalsium sehingga melindungi Anda dari multiple sclerosis dan kanker payudara.
* Dosis Rekomendasi: Dosis yang dianjurkan adalah 800-1000 IU vitamin D setiap hari.
* Sumber: Tubuh membuat vitamin D bila terkena sinar matahari. Sumber-sumber alam lainnya adalah kuning telur, hati, ikan laut, dan susu yang difortifikasi.
4. Minyak Ikan
* Fakta dan manfaat: Minyak ikan adalah suplemen lain yang diperlukan setiap wanita berusia di atas 40 tahun untuk menjaga supaya jantung tetap sehat.
Perempuan yang telah berumur umumnya akan mengalami penurunan hormon estrogen dalam periode pascamenopause. Akibatnya, jantung mereka kurang mendapat perlindungan seperti masa-masa sebelumnya. Minyak ikan dapat memberikan perlindungan tambahan yang dibutuhkan sehingga akan mengurangi risiko serangan jantung dan menurunkan risiko kanker payudara. Minyak ikan mengandung DHA dan EPA (jenis asam lemak omega 3) yang baik untuk jantung dan otak.
* Dosis rekomendasi: Dosis yang dianjurkan untuk minyak ikan adalah 600 mg sehari.
5. Kedelai Isoflavon
* Fakta dan manfaat: Isoflavon merupakan hormon alami yang berasal dari tanaman. isoflavon yang berfungsi membantu melestarikan kepadatan tulang sehingga mencegah terjadinya keropos tulang. Studi terbaru menemukan bahwa hormon ini dapat mengurangi hot flushes dan gejala menopause lainnya.
Bahkan, isoflavon mampu menghambat pertumbuhan sel-sel yang bertanggung jawab untuk penyumbatan arteri sehingga mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Perempuan bisa dikatakan sebagai tulang punggung keluarga. Ketika mereka sehat, kehidupan sebuah keluarga akan berjalan seperti layaknya sebuah mesin yang diminyaki. Oleh karena itu, penting bagi seorang perempuan untuk menjaga kesehatannya. Jangan biarkan kesehatan Anda dirampas!

sumber: healthchoice

Minggu, 03 Juli 2011

DIABETES,…Ternyata Bukan Karena Banyak Konsum Makanan Yang Manis

Data tahun 2.000, jumlah penderita DM di Indonesia mencapai 8,4 juta orang dan menjadikan Indonesia menempati ranking keempat dalam jumlah penderita diabetes di dunia. Pada tahun 2030 nanti, diperkirakan jumlahnya akan naik menjadi 21,3 juta orang. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan, sebaran pasien diabetes di Indonesia yang melebihi 1,5 persen penduduk ada di Provinsi Sumatera Utara, Jawa Timur, dan Sulawesi Utara. Menurut Budiman, hal itu mungkin terkait dengan gaya hidup dan pola makan.

Dunia sedang menghadapi ledakan penderita diabetes. Data paling baru menyebutkan angkanya mencapai 350 juta orang di seluruh dunia, jauh melebihi prediksi Federasi Diabetes International (IDF) yang memproyeksikan tahun 2010 ada 285 juta penduduk dunia yang akan menjadi korban penyakit yang bisa merenggut penglihatan, bahkan kematian ini. Walaupun para ahli sepakat diabetes merupakan masalah kesehatan terbesar di abad 21, nyatanya masih banyak orang yang angkat bahu ketika ditanya tentang kemungkinan menderita penyakit ini. Selain karena gejalanya memang tidak terlihat, tak sedikit yang masih mengira penyakit ini disebabkan karena mengasup makanan manis terlalu banyak. Padahal, menurut dr.Budiman Darmowidjojo, Sp.PD, diabetes melitus tidak berhubungan dengan kebanyakan makan gula. Seseorang didiagnosis diabetes ketika tubuhnya tidak cukup menghasilkan insulin atau tidak menggunakan insulin yang ada dengan benar. "Tidak benar jika penyakit ini timbul karena kebanyakan makan makanan manis. Faktor yang menyebabkan tingginya jumlah penderita adalah karena perubahan pola makan menjadi tinggi lemak dan kurangnya aktivitas fisik. Keterkaitan penyakit ini dengan gula mungkin berpangkal dari kenyataan penderita diabetes harus membatasi asupan gula mereka. "Yang harus dibatasi sebenarnya bukan hanya gula, tetapi total kalori karena sebagian besar yang kita makan untuk dijadikan energi akan diubah menjadi glukosa. Pada penderita diabetes, pola makan yang tidak terkontrol akan meningkatkan kadar glukosa," papar dokter dari Divisi Endokrinologi dan Metabolisme Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM Jakarta.

Pada orang sehat, glukosa secara otomatis diserap oleh sel-sel. Tubuh menggunakan insulin yang dihasilkan oleh sel B pankreas untuk membuka reseptor sel sehingga glukosa bisa masuk. Akan tetapi pada orang yang menderita diabetes, terjadi resistensi insulin sehingga gula darah tidak dapat masuk. Gula yang berlebih ini terkumpul dalam aliran darah dan dalam jangka panjang bisa menyebabkan komplikasi. "Sebenarnya yang berbahaya bukan gula darah yang tinggi, tetapi komplikasi yang ditimbulkannya," imbuhnya.

Komplikasi
Diabetes merupakan penyakit yang menyerang diam-diam namun pada akhirnya akan menjadi bencana. Penyakit yang makin umum ditemui ini setiap tahunnya membunuh tiga juta orang di seluruh dunia. Menurut dr.Budiman, penyebab kematian pasien diabetes sebenarnya bukan karena penyakit itu sendiri tetapi komplikasinya. "Hampir 40 persen meninggal karena penyakit jantung, sisanya karena gagal ginjal, stroke, atau kanker," papar ketua Jakarta Diabetes Meeting yang akan diadakan November 2011 mendatang ini. Komplikasi yang mungkin ditimbulkan oleh diabetes ada yang akut, seperti hipoglikemi (gula darah terlalu rendah) atau hiperglikemia (gula darah terlalu tinggi), atau komplikasi kronik.
"Komplikasi kronik sendiri ada yang memengaruhi pembuluh darah besar seperti penyakit jantung koroner atau stroke, atau yang memengaruhi pembuluh darah kecil sehingga pasien menderita gangguan saraf, ginjal, impotensi, atau kebutaan," paparnya. Kadar gula darah yang tinggi, terang Budiman, juga akan mengganggu sistem hormonal sehingga kadar hormon tertentu meningkat yang berujung pada naiknya tekanan darah. "Sekitar 60-80 persen pasien diabetes menderita hipertensi," katanya. Karena itulah sangat penting untuk memeriksakan gula darah guna mawaspadai naiknya kadar gula darah, terutama jika dalam riwayat keluarga ada yang menderita penyakit ini, usia Anda melebihi 40 tahun, menderita kegemukan atau menunjukkan gejala-gejala penyakit ini.

Perbaiki Pola Makan
Salah satu cara untuk menghindari diabetes adalah dengan menjaga berat badan tetap normal, melakukan olahraga secara teratur, dan memperbaiki pola makan. Ini berarti makan dengan pola makan sehat yang terfokus pada buah-buahan dan sayuran. Penelitian menunjukkan untuk setiap kelebihan 40 gram lemak yang Anda makan dalam sehari, risiko untuk menderita diabetes meningkat tiga kali lipat. Dan bila Anda sudah menderita diabetes, Anda berpeluang besar mengalami komplikasi. "Hal ini terjadi karena lemak tubuh membuat sel-sel menolak insulin," kata Frank Q.Nittal, M.D, dalam laporan yang dimuat dalam American Journal of Epidemiology.

Sementara itu penderita diabetes disarankan untuk makan setiap empat atau lima jam dalam porsi kecil. "Yang penting adalah mengatur kalori total," kata Budiman. Kendati demikian penderita diabetes tetap disarankan untuk berhati-hati dalam mengonsumsi gula. Kebutuhan akan makanan yang manis ini bisa dipuaskan dengan pemanis buatan rendah kalori.
Saat ini belum ada obat untuk mengobati diabetes. Itu sebabnya sayangi diri Anda dengan menjaga gaya hidup yang sehat, yang meliputi pola makan, olahraga, istirahat, serta menghindari stres. Pada penderita diabetes pun gaya hidup yang sehat dapat menjaga gula darah tetap stabil sehingga penyakit ini bisa dikendalikan.

sumber: medicalhealth

Jumat, 01 Juli 2011

Mengatasi Batu Ginjal Secara Tepat Melalui Penanganan Medis

Batu pada ginjal & saluran kemih adalah benda keras menyerupai batu yang terbentuk di ginjal atau saluran kemih & berasal dari zat yang dibawa urin. Batu ginjal dapat terus berada di dalam ginjal atau keluar & menuju ke saluran kemih. Batu ginjal yang berukuran kecil dapat keluar dari tubuh melalui air seni tanpa menimbulkan rasa sakit yang hebat. Sedangkan batu ginjal yang berukuran lebih besar, dapat tersangkut di kandung kemih ataupun saluran kencing & menimbulkan masalah yang mengganggu. Meskipun batu tersebut dapat dialami oleh pria ataupun wanita, tetapi memang lebih sering terjadi pada pria (hingga 2-3 kali lebih banyak). Menurut dr. Ponco Birowo, SpU, PhD dari RS.Asri, “ Batu saluran kemih dapat disebabkan oleh beberapa hal, tapi biasanya karena konsentrasi urine yang pekat sehingga terjadi pengendapan kristal yang akan terus membesar seiring dengan perjalanan waktu. Faktor lainnya adalah kelainan anatomi dari saluran kemih sehingga aliran urin menjadi tidak lancar & memudahkan untuk terjadinya endapan kristal . “ Prevalensi penderita batu dapat berbeda ditiap negara, seperti misalnya 1 - 5% di Asia, 5 - 9% di Eropa, 13% di Amerika utara, dan 20% di Arab Saudi. Kemudian faktor resiko terjadinya batu adalah jenis kelamin, usia, ras, pekerjaan, lokasi geografi, BMI & cuaca, tambah dr. Ponco Birowo. Hal tersebut mengemuka dalam acara Peluncuran “Asri Urology Center” di RS. Asri, Jakarta pada hari Kamis, 23 Juni 2011 kemarin.
              Gambar contoh letak batu di dalam ginjal dan saluran kemih

Tanda & gejala terjadinya batu di ginjal atau saluran kemih dapat berbeda pada setiap orang. Mulai dari yang tanpa gejala hingga yang berat sekalipun. Tetapi biasanya para penderita batu yang berkonsultasi ke dokter mempunyai keluhan seperti berikut ini :

1. Rasa nyeri pada pinggang
2. Rasa sakit saat berkemih
3. Mual-muntah (kolik)
4. Kencing tidak lancar atau anyang-anyangan
5. Air seni berwarna kecoklatan atau merah

Untuk diagnosa adanya batu dalam ginjal atau saluran kemih sendiri dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium, USG, rontgen atau CT Scan. Sedangkan terapi penanganan batu tersebut dapat melalui berbagai cara, dan pemilihan terapinya tergantung dari lokasi batu berada, ukuran dari batu tersebut serta fungsi ginjal dari penderita. Pilihan terapi untuk batu dalam ginjal & saluran kemih adalah dengan cara konservatif, ESWL, PCNL, URS, litotripsi, & operasi terbuka, demikian dikatakan oleh dr. Rochani, SpB, SpU dari RS.Asri.

1. ESWL
ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) sendiri adalah salah satu prosedur untuk memecah batu ginjal melalui gelombang kejut. Dengan ESWL, maka batu ginjal & batu saluran kemih dapat dipecahkan menjadi pecahan halus sehingga pecahan batu tersebut dapat keluar bersama dengan air kencing. Oleh karena itu ESWL hanya boleh dilakukan bila penderita mempunyai fungsi ginjal yang normal. Kelebihan dari ESWL adalah, prosedur pemecahan batu ginjal tersebut dilakukan tanpa pembiusan & tanpa luka operasi, sehingga mempunyai angka kesakitan (morbiditas) yang rendah & pasien pun dapat berobat jalan, demikian penjelasan dari Dr. dr. Nur Rasyid, SpU. “Namun ESWL juga mempunyai kekurangan, yaitu hanya bisa dilakukan untuk batu ginjal atau saluran kemih yang berukuran kecil, karena angka bebas batunya lebih rendah dibandingkan dengan PCNL & operasi terbuka bila untuk batu yang berukuran besar. Kemudian selain ukuran batu, angka bebas batunya juga dipengaruhi oleh kekerasan batu, fungsi ginjal & keadaan anatomis ginjal “ tambah Dr.dr. Nur Rasyid.

2. PCNL
Cara lain yang dapat digunakan untuk mengatasi batu pada ginjal atau saluran kemih adalah melalui PCNL (Percutaneous Nephrolithotomy). PCNL sendiri adalah satu tindakan minimal invasif di bidang urologi yang digunakan untuk mengangkat batu ginjal dengan menggunakan akses perkutan. Tindakan PCNL ini biasanya dilakukan pada batu dengan diameter 2cm & pada batu keras. Pasien yang dilakukan PCNL tidak perlu dilakukan bius umum, tetapi cukup bius separuh badan saja & dengan waktu pembedahan 1-3 jam (tergantung dari ukuran batunya). Prosedur PCNL ini melibatkan fragmentasi langsung dari batu ginjal melalui insisi (sayatan) kecil yang dibuat di pinggang bagian belakang pada posisi ginjal yang terkena dengan suatu alat Nephroscope. Kemudian batu besar akan dihancurkan dnegan semacam logam panjang yang disertai energi ultrasonik atau elektrohidrolik, atau laser litrotriptor agar menjadi serpihan batu. Kateter akan dipasang untuk mengalirkan urine, & pada insisi akan ditempatkan selang yang disebut nephrostomy untuk mengalirkan cairan dari ginjal. Kateter akan dilepaskan dalam waktu 24 jam, sementara nephrostomy akan tetap terpasang selama pasien dirawat di RS, biasanya selama 2-4 hari. Prosedur PCNL ini mempunyai keuntungan yang lebih banyak dibandingkan dengan operasi terbuka, karena waktu pemulihan pasien lebih cepat & resiko yang mungkin dialami oleh pasien juga menjadi lebih kecil.

Tetapi tentu saja, semboyan “ mencegah lebih baik daripada mengobati “ sangat berlaku untuk setiap masalah kesehatan, termasuk mengenai masalah batu ginjal atau batu saluran kemih ini. Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya batu ginjal/saluran kemih disarankan untuk minum air putih dengan cukup setiap hari supaya urine tidak menjadi terlalu pekat sehingga dapat mengurangi resiko terbentuknya batu. Jumlah air yang disarankan untuk dikonsumsi adalah 2 liter sehingga jumlah produksi urine perhari adalah sekitar 2 liter.

Sumber: medicalhealth