Rabu, 23 April 2014

CACING MENCURI KESEHATAN DAN KECERDASAN

Perut sering kembung, mual dan terasa nyeri. Kadang disertai pula dengan diare yang tak jelas penyebabnya. Mungkin kita mengira maag, tapi ternyata cacinganlah yang menyebabkan semua keluhan ini. Cacingan? Eits, jangan salah. Banyak orang mengira cacingan hanya terjadi pada anak-anak saja, padahal penyakit ini terjadi pada semua orang tanpa batas usia, tidak terkecuali pada orang dewasa yang dianggap pandai menjaga kesehatan diri.
Bedanya dengan anak-anak, bahaya cacingan bisa mengganggu proses tumbuh kembang sedangkan orang dewasa tidak lagi mengalami fase tumbuh kembang. Selain itu, tubuh orang dewasa cukup kuat untuk bisa melawan sendiri cacing yang telah ada. Namun banyak juga yang tidak tahu dan tidak menyadari bahwa sekitar 60-80 persen penyakit pada orang dewasa mulai karena masalah cacingan yang tidak dituntaskan dengan baik pada usia pertumbuhan.

 

Perjalanan si Cacing

Cacingan merupakan penyakit khas daerah tropis dan sub-tropis, biasanya meningkat ketika musim hujan. Pada saat tersebut, sungai dan kakus meluap, dan larva cacing menyebar ke berbagai sudut yang sangat mungkin bersentuhan dan masuk ke dalam tubuh manusia. Pakar kesehatan mengatakan, di daerah-daerah yang lingkungan sanitasinya buruk, seperti di Indonesia, hampir 90 persen anak-anaknya pasti terkena cacingan. Ketika seorang anak yang cacingan buang air besar dilantai, maka telur atau sporanya bisa bertahan berhari-hari, meskipun sudah dipel. Sebelum masuk ke usus, baru ia akan menetas, kemudian tumbuh menjadi cacing dewasa dan berkembang biak disana.
Seperti halnya anak-anak, orang dewasa terkena cacingan juga melalui makanan yang kurang higienis. Tanpa kita sadari, telur cacing sebenarnya ada dimana-mana. Di udara, telur cacing bercampur dengan debu, lalu diterbangkan angin. Telur cacing ini bisa hinggap pada makanan atau minuman yang dibiarkan terbuka. Jika makanan dan minuman itu dikonsumsi, maka telur cacing ikut pula termakan. Telur-telur cacing dapat saja menempel pada sayur-sayuran, buah-buahan atau makanan lain yang kita makan sehari-hari. Belum lagi bagi anda yang memelihara hewan peliharaan. Telur cacing dapat tersebar melalui kotoran yang berada disekeliling halaman rumah.

Selain melalui makanan dan udara yang tercemar oleh larva cacing, cacing juga masuk ke tubuh manusia melalui kulit (pori-pori). Anak kecil tanpa alas kaki yang yang menginjak larva atau telur, dapat terkena penyakit cacingan ini. Tahap awal biasanya ditandai dengan munculnya rasa gatal. Setelah itu menembus kulit dan masuk ke pembuluh darah vena (balik), lalu menuju paru-paru. Di paru-paru inilah muncul Sindroma Loffler. Anak jadi batuk seperti TBC, berdahak seperti asma. Setelah itu, cacing menggigit dinding usus, dan bertelur dengan cepat di usus. Usus adalah tempat dimana makanan dipecah menjadi nutrient (zat gizi elementer yang sudah bisa diserap usus). Cacing senang berdiam di usus karena ia tidak bisa mencerna sendiri makanannya. Itulah sebabnya mengapa anak-anak yang cacingan menjadi kurus dan kurang gizi, karena zat makanan yang seharusnya diserap tubuh dirampas oleh cacing. Akibatnya, daya tahan tubuh menurun dan menyebabkan mudah terkena penyakit lain.
Lebih fatal lagi, walau jarang terjadi, cacing yang sudah masuk ke dalam usus bisa naik ke empedu dan mengakibatkan terjadi penyumbatan di saluran empedu sehingga memicu risiko terkena sakit kuning (jaundice).. Umumnya orang mengalami sakit kuning karena mengalami gangguan liver (hepatitis), namun terutama di daerah yang rawan cacingan, dokter perlu pula memeriksa secara lebih teliti penyebab pastinya. Bisa jadi sakit kuning itu disebabkan oleh cacingan yang menyumbat saluran empedu.

Cacingan bisa menyebabkan penyakit anemia kronis yang berdampak buruk bagi kesehatan dan kecerdasan. Anemia membuat aliran darah ke otak berkurang sehingga sel-sel otak kekurangan nutrisi, sementara semestinya di masa tumbuh kembang inilah sel-sel otak perlu banyak mendapatkan pasokan makanan yang akan dijadikan sebagai salah satu “modal” pembentuk kecerdasan. Maka tak heran bila cacingan bisa menyebabkan prestasi belajar anak menurun. Pada orang dewasa, cacingan juga menimbulkan dampak yang sama, daya tahan tubuh jadi lemah dan kemampuan intelektual juga jadi berkurang.

RAMUAN TRADISIONAL PERTAMA (HERBAL ALAMI) MENGOBATI PENYAKIT CACING PERUT

Bahan-bahannya adalah sediakan beberapa kulit batang ubi kayu dan air tiga gelas.

Cara membuatnya yaitu kulit batang ubi kayu terlebih dahulu dicuci hingga bersih. Setelah itu, kulit batang ubi kayu direbus dengan air sebanyak tiga gelas hingga mendidih. Biarkan sampai airnya menjadi satu gelas. Lalu air rebusan tersebut disaring. Dikonsumsi pada malam hari sebelum tidur.

RAMUAN TRADISIONAL KEDUA (HERBAL ALAMI) MENGOBATI CACING GELANG DALAM PERUT

Bahan-bahannya adalah siapkan gula mangkok dua sendok kecil, akar wuduni dua jari dan satu gelas air.

Cara membuatnya yaitu semua bahan dicampur lalu direbus dengan air satu gelas sampai mendidih. Biarkan sampai airnya menjadi setengahnya. Angkat dan kemudian air tersebut disaring. Sesudah disaring, airnya bisa dikonsumsi langsung habis.

RAMUAN TRADISIONAL KETIGA (CARA HERBAL) MENGOBATI PENYAKIT CACINGAN

Bahan-bahannya adalah sediakan bawang merah.

Cara penggunaannya yaitu bawang merah terlebih dahulu dicuci hingga bersih. Kemudian bawang merah direbus. Bawang merah yang sudah direbus lalu dimasukkan ke bagian dubur orang yang terkena cacingan. Cara ini sangat efektif untuk menghilangkan dan membasmi cacing.

RAMUAN OBAT TRADISIONAL KEEMPAT (CARA HERBAL) MENGOBATI PENYAKIT CACINGAN

Bahan-bahannya adalah siapkan biji petai cina yang telah tua dan sudah kering.

Cara membuatnya yaitu biji petai cina tersebut disangrai. Setelah disangrai, biji petai cina ditumbuk sampai benar-benar halus. Kemudian, diseduh dengan air panas. Ambil satu sendok makan biji petai cina yang sudah halus lalu masukkan ke dalam satu gelas air panas, aduk hingga merata. Dikonsumsi pada malam hari sebelum tidur.

RAMUAN TRADISIONAL KELIMA (HERBAL ALAMI) MENGOBATI PENYAKIT CACINGAN

Bahan-bahannya adalah sediakan bawang putih tiga siung dan satu gelas susu serta minyak jarak.

Cara membuat yaitu bawang putih terlebih dahulu dicuci hingga bersih. Kemudian bawang putih ditumbuk lalu masukkan ke dalam segelas susu. Diminum menjelang tidur pada malam hari. Serta pada pagi harinya meminum setenguk minyak jarak.

RAMUAN TRADISIONAL KEENAM (HERBAL ALAMI) UNTUK MENGOBATI PENYAKIT CACING KEREMI

Bahan-bahannya adalah sediakan wortel satu buah dan ¼ butir buah kelapa serta air satu gelas.

Cara membuatnya yaitu wortel dan buah kelapa terlebih dahulu dicuci hingga bersih. Lalu, wortel dan buah kelapa diparut. Setelah keduanya diparut kemudian dicampur dan masukkan air satu gelas. Lalu diperas dan disaring. Dikonsumsi sebelum tidur pada malam hari.

RAMUAN TRADISIONAL KETUJUH (CARA HERBAL) UNTUK MENGOBATI PENYAKIT CACING KEREMI

Bahan-bahannya adalah siapkan temu hitam atau bisa juga temu giring kurang lebih ½ jari, bawang putih tiga siung dan air panas secukupnya.

Cara membuatnya yaitu temu hitam dan bawang putih terlebih dahulu dibersihkan. Lalu temu hitam dan juga bawang putih, keduanya diparut kemudian campurkan dengan air panas sedikit saja. Aduk sampai merata, setelah itu disaring. Bisa diminum dengan menambahkan madu atau gula jawa. Bisa diberikan pada anak berumur 5-10 tahun. Biasanya diminum pagi hari sebelum makan. Serta pada setiap minggunya bisa diberikan sekali saja.

Semoga bermanfaat....