Pencegahan Batu Empedu Melalui Diet
Sebagian besar kasus batu empedu disebabkan oleh diet yang tidak sehat atau pola makan yang buruk.
Itu sebab, batu empedu bisa dicegah dengan mengubah pola makan antara lain dengan memperbanyak asupan diet kaya serat dan rendah lemak jenuh.
Makanan yang Harus Dihindari
Makanan yang akan menyebabkan batu empedu umumnya berasal dari hewan atau makanan hewani.
Berikut adalah daftar makanan yang harus dihindari: makanan cepat saji, makanan berminyak, makanan pedas, daging merah, telur, daging babi, bawang, unggas, susu, jagung, dan kacang-kacangan.
Makanan yang Direkomendasikan
Batu empedu bisa dicegah dengan meningkatkan asupan serat serta memperbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran (serat larut air).
Berikut ini adalah daftar makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi: alfalfa, apel, artichoke, barley, bit, brokoli, wortel, seledri, adas, jeruk, lobak, lemon, sawi, bayam, chestnut, semangka, dan bawang putih.
Namun, kebanyakan orang bukanlah vegetarian dan membutuhkan daging! Jika hal ini yang terjadi, penderita dapat mengkonsumsi daging yang lebih sehat seperti ayam, kalkun, dan ikan.
Daging tersebut sangat rendah kolesterol. Meskipun demikian, konsumsi daging tetap harus diiringi dengan konsumsi buah-buahan dan sayuran (serat).
Akhirnya, penderita batu empedu harus selalu minum 10-12 gelas air per hari untuk membantu melarutkan batu empedu.
Batu empedu adalah timbunan satu atau lebih batu kecil di
kandung empedu. Bila batu empedu berada di kandung empedu, kondisinya disebut
kolelitiasis, bila di saluran empedu disebut koledokolitiasis.
Kandung empedu adalah kantung kecil di bawah hati, di
sisi kanan perut, yang menyimpan empedu, cairan kuning yang diproduksi oleh
hati. Selama makan, kandung empedu berkontraksi dan mengeluarkan empedu yang
kemudian mengalir ke usus untuk membantu mencerna lemak.
Besar dan jumlah batu empedu berbeda-beda pada setiap
pasien, dari yang hanya sebesar pasir sampai sebesar bola golf. Sebagian besar
batu empedu terbentuk dari kolesterol yang mengkristal, sebagian lainnya
terbuat dari pigmen empedu (bilirubin) atau campuran keduanya.
Proses pembentukan batu empedu umumnya lambat, dan
biasanya tidak menimbulkan rasa sakit atau gejala lainnya.
Penyebab dan Faktor Risiko
Penyebab pasti batu empedu tidak diketahui. Kemungkinan
penyebabnya adalah:
Empedu
mengandung terlalu banyak kolesterol
Empedu kurang
mengandung garam empedu
Kandung empedu
tidak berkontraksi sempurna
Infeksi
Gangguan darah
(anemia sel sabit).
Batu empedu dua kali lebih sering terjadi pada wanita
dibandingkan pada laki-laki dan dapat terjadi pada usia berapa pun, tetapi
kejadiannya meningkat seiring usia. Penderita diabetes memiliki risiko yang
lebih tinggi mengidap batu empedu, dan masalah kandung empedu lainnya.
Kelebihan berat badan juga merupakan faktor risiko yang signifikan untuk batu
empedu.
Gejala
Pada kebanyakan kasus, batu empedu tidak menimbulkan
gejala atau tanda-tanda. Jika batu empedu mengendap di saluran
(koledokolitiasis) dan menyebabkan penyumbatan, tanda-tanda dan gejala berikut
dapat dirasakan:
Nyeri tiba-tiba
di bagian kanan atas perut dan dapat menjalar hingga ke bahu dan punggung.
Nyeri biasanya
dimulai dalam waktu 30 menit setelah makan makanan berlemak atau berminyak.
Nyeri biasanya
intens, berat dan konstan, dan dapat berlangsung hingga berjam-jam.
Serangan nyeri
bisa kambuh (berulang) dalam rentang harian, bulanan atau bahkan tahunan.
Gejala umum lain dari batu empedu adalah:
Mual dan
muntah.
Kembung atau
sendawa.
Penyakit kuning
(kulit dan mata menjadi berwarna kuning).
Pengobatan medis
Pengobatan dalam bentuk apa pun biasanya tidak diperlukan
bila batu empedu tidak menimbulkan gejala yang mengganggu. Obat-obatan jarang diberikan untuk mengobati batu empedu.
Pada beberapa kasus di mana operasi tidak dapat dilakukan atau berisiko, obat berbasis
asam empedu mungkin diberikan untuk mengencerkan batu empedu yang terbuat dari
kolesterol. Namun, obat tersebut hanya efektif untuk batu berukuran kecil dan
tidak mencegah pembentukan batu empedu bila pengobatan dihentikan.
Kandung empedu bukanlah organ penting dan bisa dibuang
dengan aman. Kolekistostomi laparoskopik, yang menggunakan sayatan kecil,
adalah metode pembedahan yang kini paling umum dilakukan untuk membuang kandung
empedu. Metode ini mengurangi rasa sakit dan mempersingkat waktu pemulihan
dibandingkan dengan operasi bedah terbuka.
Pengobatan alami/herbal
Beberapa ahli herbal menyarankan konsumsi 20 ml minyak
zaitun yang dicampur jus lemon setengah butir dua kali sehari untuk
menghilangkan batu empedu. Untuk efek pembersihan liver dan sistem limfatik
yang lebih kuat, bisa ditambahkan minyak habbatussauda dalam konsumsi harian.
Dimulai dengan 5 ml per hari menjadi 10 ml dan lalu 15 ml bila dampaknya tidak
terlalu kuat (terutama bagi orang yang sensitif). Hal ini akan menyebabkan tinja
encer untuk beberapa hari, yang merupakan bagian dari proses pembersihan.
Konsumsi habbatussauda beberapa bulan akan meningkatkan fungsi liver dan organ
dalam dan mencegah pembentukan batu empedu baru.
Pencegahan
Risiko pembentukan batu empedu dapat dikurangi dengan
menjalani gaya hidup sehat, terutama untuk menjaga berat badan. Menerapkan pola
makan yang tidak mengandung banyak lemak jenuh tampaknya juga membantu
mengurangi resiko batu ginjal. Sebuah studi epidemiologi selama 14 tahun yang
dilakukan Harvard Medical School menunjukkan bahwa orang yang memakan lebih
banyak makanan lemak tak jenuh beresiko lebih kecil terkena batu empedu.
Faktor-faktor risiko utama lain seperti usia dan berjenis
kelamin wanita jelas tidak dapat diubah.
Semoga bermanfaat......