Rabu, 03 Agustus 2011

DEMAM REMATIK


Apakah demam rematik itu?
Demam rematik atau yang disebut juga dengan Rheumatic Fever adalah penyakit yang diakibatkan oleh kuman streptokokus. Demam rematik biasanya diawali dengan infeksi tenggorok akibat kuman streptokokus yang kemudian menimbulkan komplikasi pada jantung.

Apa pula penyebabnya?
Seperti yang telah dikemukakan diatas, penyebabnya adalah kuman streptokokus yaitu kuman yang jika dilihat dibawah mikroskop berbentuk bulat dan membentuk rangkaian seperti rantai. Kuman ini dapat menjadi penyebab infeksi tenggorok.

Mengapa dapat mengakibatkan kelainan jantung?
Infeksi streptokokus pada tenggorokan yang tidak tertangani dengan baik dapat mengakibatkan komplikasi pada jantung terutama pada katupnya. Hal ini disebabkan karena kuman tersebut menghasilkan semacam toksin yang merusak sel ataupun adanya reaksi sistem kekebalan tubuh yang berespon akibat adanya kuman, sehingga sel imun ini juga merusak sel tubuh sendiri.

Bagaimana gejalanya?
Munculnya gejala demam rematik dapat terjadi 1 – 5 minggu setelah infeksi tenggorok akibat streptokokus. Gejala ditandai dengan adanya nyeri sendi (lutut, siku, pergelangan kaki dan tangan) yang dapat berpindah ke sendi lainnya. Gejala pada jantung seperti jantung berdebar, kebocoran jantung yang menyebabkan kerusakan permanen. Adanya bercak kemerahan pada kulit meski hal ini lebih jarang terjadi.

Apakah dari penyakit ini dapat diketahui dari hasil pemeriksaan laboratorium?
Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang dapat mendeteksi dengan pasti adanya demam rematik. Para dokter biasanya menggabungkan antara gejala klinis yang nampak, adanya riwayat radang tenggorok dan pemeriksaan laboratorium yang meliputi tes CRP (C Reactive Protein), ASO (Anti Streptolysin O) titer dan anti-DNase B untuk menegakkan diagnosis demam rematik.

Adakah cara menghindarinya?
Salah satu jalan unutk memperkecil kemungkinan timbulnya demam rematik adalah dengan terapi secara optimal saat timbul radang tenggorok yang ditandai dengan adanya pemeriksaan ASO titer dan CRP yang positif.

source: medlabcentre

Tidak ada komentar: