Cegah Osteoporosis
- Sawi
banyak mengandung vitamin dan mineral. Kadar vitamin K, A, C, E, dan
folat pada sawi tergolong dalam kategori excellent. Mineral pada sawi
yang tergolong dalam kategori excellent adalah mangan dan kalsium. Sawi
juga excellent dalam hal asam amino triptofan dan serat pangan
(dietaryfiber).
- Zat-zat gizi yang termasuk dalam kategori very good pada sawi
adalah kalium, tembaga, fosfor, besi, magnesium, vitamin B6, vitamin
B2, dan protein. Komposisi gizi lengkap dari sawi dapat dilihat pada
tabel.
Komposisi Gizi per Satu Cangkir Sawi
Zat Gizi | Kadar | AKG (%) | Densitas Gizi | Worlds Healthiest Foods Rating |
Vitamin K (mkg) | 419,3 | 524,1 | 449,2 | Excellent |
Vitamin A (IU) | 4243,4 | 84,9 | 72,7 | Excellent |
Vitamin C (mg) | 35,42 | 59,0 | 50,6 | Excellent |
Folat (mkg) | 102,76 | 25,7 | 22,0 | Excellent |
Mangan (mg) | 0,38 | 19,0 | 16,3 | Excellent |
Vitamin E (mg) | 2,81 | 14,1 | 12,0 | Excellent |
triptofon (g) | 0,04 | 12,5 | 10,7 | Excellent |
Serat pangan (g) | 2,8 | 11,2 | 9,6 | Excellent |
Kalsium (mg) | 103,6 | 10,4 | 8,9 | Very good |
Kalium (mg) | 282,8 | 8,1 | 6,9 | Very good |
Vitamin B6 (mg) | 0,14 | 7,0 | 6,0 | Very good |
Protein (g) | 3,16 | 6,3 | 5,4 | Very good |
Tembaga (mg) | 0,12 | 6,0 | 5,1 | Very good |
Fosfor (mg) | 57,4 | 5,7 | 4,9 | Very good |
Besi (mg) | 0,98 | 5,4 | 4,7 | Very good |
Vitamin B2 (mg) | 0,09 | 5,3 | 4,5 | Very good |
Magnesium (mg) | 21 | 5,3 | 4,5 | Very good |
Vitamin B1 (mg) | 0,06 | 4,0 | 3,4 | Good |
Vitamin B3 (mg) | 0,61 | 3,0 | 2,6 | Good |
keterangan: AKG= angka kecukupan gizi
Kandungan vitamin K pada sawi sangat tinggi, yaitu mencapai 419,3
mkg per cangkir. Konsumsi satu cangkir sawi sudah dapat memenuhi
kebutuhan tubuh akan vitamin K per hari.
Vitamin K sangat berguna untuk membantu proses pembekuan darah,
sehingga sering disebut sebagi vitamin koagulasi. Vitamin K mempunyai
potensi dalam mencegah penyakit-penyakit serius, seperti penyakit
jantung dan stroke, karena efeknya mengurangi pengerasan pembuluh darah
oleh faktor timbunan plak kalsium.
Vitamin K juga terkait dengan pengaturan protein tulang dan
kalsium di dalam tulang dan darah, sehingga dapat menjaga tulang dari
proses osteoporosis. Tanpa peran vitamin K, osteokalsin sebagai protein
tulang tidak dapat bekerja dengan normal.
Vitamin K juga dapat digunakan untuk menangani kanker karena dapat
bertindak sebagai racun bagi sel-sel kanker, tetapi tidak membahayakan
sel-sel yang sehat.
Fungsi lain dari vitamin K adalah dalam mencegah penyakit
alzheimer, pengontrolan kadar gala darah, serta mencegah sitokin,
pembawa pesan yang berperan dalam menyebabkan pembengkakan sambungan
tulang saat penuaan terjadi.
Kadar vitamin A pada sawi juga sangat tinggi. Konsumsi 1 cangkir
sawi cukup untuk memenuhi 84,9 persen kebutuhan tubuh akan vitamin A per
hari. Vitamin A berperan menjaga kornea mata agar selalu sehat. Mata
yang normal biasanya mengeluarkan mukus, yaitu cairan lemak kental yang
dikeluarkan sel epitel mukosa, sehingga membantu mencegah terjadinya
infeksi.
Kekurangan vitamin A membuat sel epitel akan mengeluarkan keratin,
yaitu protein yang tidak larut dalam air dan bukan mukus. Bila sel-sel
epitel mengeluarkan keratin, selsel membran akan kering dan mengeras,
dan bila tidak segera diobati akan menyebabkan kebutaan.
Kandungan vitamin C pada sawi hampir setara dengan jeruk. Konsumsi 1
cangkir sawi cukup untuk memenuhi 59 persen kebutuhan tubuh akan
vitamin C per hari.
Peran utama vitamin C adalah dalam pembentukan kolagen
interseluler. Kolagen merupakan senyawa protein yang banyak terdapat
dalam tulang rawan, kulit bagian dalam tulang, dentin, dan vascular
endothelium.
Vitamin C sangat penting perannya dalam proses hidroksilasi dua
asam amino prolin dan lisin menjadi hidraksiprolin dan hidroksilisin.
Kedua senyawa ini merupakan komponen kolagen penting. Selain itu,
vitamin C sangat berperan dalam penyembuhan luka serta daya tahan tubuh
melawan infeksi dan stres.
Asam Folat
Sawi
juga sangat baik bagi ibu hamil karena mengandung asam folat yang cukup
tinggi. Asam folat dibutuhkan tubuh untuk mengatasi anemia yang sering
terjadi pada ibu hamil. Selain itu, asam folat merupakan koenzim untuk
beberapa sistem enzim.
Salah satu peranan asam folat adalah biosintesis dan pemindahan
satu satuan karbon seperti gugus metil. Dengan demikian memungkinkan
terjadinya sintesis metionin, kolin, dan penambahan gugus metil pada
pirimidin sehingga terbentuk timin. Senyawa terakhir ini merupakan salah
satu komponen penting dalam molekul DNA.
Peran asam folat dalam proses sintesis nukleoprotein merupakan
kunci pembentukan dan produksi butir-butir darah merah normal dalam
sumsum tulang. Asam folat juga terlibat dalam proses oksidasi
fenilalanin menjadi tirosin.
Kebutuhan asam folat pada orang dewasa mencapai 400 mkg perhari.
Kebutuhan ini menjadi dua kali lipat pada ibu yang sedang hamil dan
bertambah 50 persen untuk ibu yang sedang menyusui.
Asam folat dan vitamin B6 dapat mereduksi homosistein di dalam
tubuh. Homosistein dapat mencegah terbentuknya ikatan silang pada
kolagen, sehingga tulang menjadi lebih mudah keropos.
Kandungan vitamin E pada sawi dapat berfungsi sebagai antioksidan utama
di dalam sel. The George Mateljan Foundation (2006) menggolongkan sawi
dalam kategori excellent sebagai sumber vitamin E. Kebutuhan rata-rata
vitamin E mencapai 10-12 mg/hari.
Kandungan vitamin E pada sawi juga berperan balk untuk mencegah penuaan.
Unggul Serat, Kaya Mineral
Sawi
juga memiliki keunggulan dalam hal serat pangan. Serat dibutuhkan tubuh
untuk menurunkan kadar kolesterol dan gula darah. Di dalam saluran
pencernaan, serat akan mengikat asam empedu (produk akhir kolesterol)
dan kemudian dikeluarkan bersama tinja.
Semakin tinggi konsumsi serat, akan semakin banyak asam empedu dan
lemak yang dikeluarkan oleh tubuh. Hal tersebut secara otomatis akan
mengurangi kadar kolesterol. selain untuk mengendalikan kolesterol,
serat pada sawi juga sangat berguna mencegah diabetes melitus dan
terjadinya kanker kolon.
Kandungan mangan pada sawi juga termasuk dalam kategori excellent.
Mangan sangat esensial untuk proses metabolisme tubuh, sedangkan
triptotan merupakan protein utama penghubung antarsaraf dan pengatur
pola kebiasaan (neurobehaviour} yang berdampak kepada pola makan,
kesadaran, persepsi atas rasa sakit, dan pola tidur.
Sawi juga memiliki kalsium yang sangat baik. Kalsium merupakan
salah satu mineral terpenting yang dibutuhkan tubuh. Konsumsi kalsium
kurang dari kebutuhan dapat menyebabkan rapuhnya integritas tulang dan
osteoporosis di usia dini, terutama pada wanita.
Kandungan kalsium yang tinggi pada sawi dapat mengurangi hilangnya
bobot tulang yang biasa terjadi pada usia lanjut. Tekanan darah tinggi
juga dapat disebabkan oleh rendahnya kadar kalsium di dalam darah.
Mineral lain yang cukup berarti pada sawi adalah magnesium.
Kandungan magnesium pada sawi sangat berguna untuk mereduksi stres dan
membantu membentuk pola tidur yang baik.
Tangkal Macam-Macam Kanker
Sawi
merupakan jenis sayuran yang sangat bermanfaat untuk mencegah berbagai
penyakit, terutama kanker. Hal itu disebabkan tingginya kadar senyawa
fitokimia pada sawi, khususnya glukosinolat. Di dalam tanaman,
glukosinolat bereaksi dengan enzim mirosinase, menghasilkan komponen
aktif indol dan isotiosianat. Indol dan isotiosianat berfungsi untuk
mereduksi potensi kanker karena kemampuan kedua komponen itu mengatur
enzim yang berfungsi mendetoksifikasi hati. Indol dan isotiosianat juga
dapat menghambat enzim yang dapat menyebabkan terbentuknya senyawa
karsinogenik (penyebab kanker).
Sebuah penelitian yang dilakukan dari Ohio State University
membuktikan bahwa senyawa isotiosianat dapat menghambat sel kanker.
Senyawa ini berasal dari senyawa glukosinolat yang mengalami perubahan
setelah sayuran digigit, dikunyah, dan dicerna.
Dari beberapa hasil studi epidemologi, Park dan Pezzuto (2002)
melaporkan bahwa konsumsi sayuran dari genus Brassica (termasuk sawi)
dapat menurunkan risiko berbagai jenis kanker, yaitu kanker payudara,
prostat, ginjal, kolon, kandung kemih, dan paru-paru. Konsumsi tiga
porsi atau lebih sayuran tersebut mampu menurunkan risiko kanker prostat
dibandingkan dengan konsumsi hanya satu porsi per minggu. Dilaporkan
juga bahwa konsumsi sayuran Brassica sebanyak 1-2 porsi/hari mampu
menurunkan risiko kanker payudara sebesar 20-40 persen.
Sawi juga bermanfaat untuk mencegah kanker kandung kemih. Kanker
kandung kemih merupakan penyakit yang paling menakutkan. Tercatat 11.000
orang didiagnosis menderita kanker tersebut di Inggris dan lebih dari
30 persen-nya meninggal akibat penyakit ini. Sebuah penelitian yang
dilakukan oleh Dr. Steven Schwartz dari Ohio State University
membuktikan bahwa senyawa isotiosianat dapat memangkas sel kanker
kandung kemih, khususnya sel agresif yang cenderung cepat menyebar ke
seluruh tubuh.
Sawi juga mengandung sulforafan yang juga bersifat antikanker.
Sebuah publikasi pada Journal of Nutrition pada tahun 2004 menunjukkan
bahwa kandungan sulforafan yang banyak terdapat pada golongan Brassica
sangat efektif untuk mencegah pertumbuhan sel kanker payudara. Paul
Talalay, farmakologis dari Johns Hopkins, menegaskan bahwa sulforafan
diketahui mampu meningkatkan produksi enzim fase II di dalam hati.
Enzim ini berperan mengangkut bahan-bahan karsinogen yang
dihasilkan dari senyawa prokarsinogen dan membuangnya keluar dari sel.
Turunkan LDL, Naikkan HDL
Kandungan vitamin E, betakaroten, dan vitamin C pada
sawi
sangat baik untuk mencegah kolesterol dan penyakit jantung. Ketiga zat
tersebut sangat bermanfaat untuk mencegah terjadinya oksidasi kolesterol
LDL.
Kandungan vitamin B6, asam folat, dan magnesium pada sawi juga
berpotensi untuk mencegah penyakit jantung. Vitamin B6 dan asam folat
dapat menghambat terbentuknya homosistein, yaitu suatu senyawa yang
mampu menyumbat pembuluh darah sehingga berpotensi menyebabkan penyakit
jantung.
Sebuah studi di Amerika Serikat pada tahun 1995 menunjukkan bahwa
konsumsi asam folat 400 mikrogram per hari dapat mencegah 28.000
kematian setiap tahun akibat penyakit jantung. Kandungan magnesium pada
sawi juga dapat mencegah tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.
Sawi juga mengandung niasin. Niasin dapat menurunkan kadar
kolesterol dan meningkatkan kadar HDL (kolesterol baik). Niasin berperan
dalam merangsang terbentuknya prostaglandin 12, yaitu hormon yang
membantu mencegah pengumpulan agregasi trombosit. Dengan demikian,
niasin dapat memperkecil proses ateroskerosis dan akhirnya menurunkan
kemungkinan terjadinya serangan jantung.
Kurang Baik bagi Penderita Ginjal
Sawi
merupakan salah satu bahan pangan yang banyak mengandung oksalat.
Kandungan oksalat yang terlalu tinggi di dalam tubuh dapat menyebabkan
kristalisasi yang menjurus pada terbentuknya batu. Karena itu, mereka
yang mempunyai gangguan terhadap ginjal sebaiknya menghindari konsumsi
sawi yang berlebihan.
Kandungan oksalat dapat menghambat penyerapan kalsium di dalam
tubuh. Kandungan vitamin C yang tinggi pada sawi juga akan mendorong
terbentuknya oksalat di dalam tubuh.
Sawi juga mengandung goitrogen, yaitu senyawa yang dapat menghambat
fungsi kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid berfungsi untuk menghasilkan
hormon tiroksin dari bahan baku mineral iodium. Terhambatnya fungsi
kelenjar tiroid akan menyebabkan terjadinya goiter (gondok).
Menurut Cahanar dan Suhanda (2006), meskipun belum memiliki data
ilmiah secara pasti, proses pemasakan pada sawi dapat menginaktivasi
komponen goitrogen. Karena itu, tidak perlu khawatir mengonsumsi sawi,
sepanjang bahan tersebut telah dimasak hingga matang.
Source:healthmed