Selasa, 07 Agustus 2012

Makanan Asin Kuras Kalsium dalam Tubuh

Diet tinggi garam diketahui dapat memicu masalah gangguan medis seperti batu ginjal dan osteoporosis. Bagaimana hal itu bisa terjadi dan seperti apa mekanismenya, memang belum banyak yang tahu.

Namun baru-baru ini, para ilmuwan di University of Alberta mengklaim telah berhasil memecahkan teka-teki tersebut melalui kajian menggunakan model laboratorium hewan dan sel. Peneliti utama, Todd Alexander dan timnya telah menemukan hubungan penting antara natrium dan kalsium.

Peneliti berpendapat bahwa baik kalsium dan natrium, tampaknya diatur oleh molekul yang sama dalam tubuh. Artinya, ketika asupan sodium terlalu tinggi, maka tubuh akan menyingkirkan natrium melalui urin. Demikian pula halnya dengan kalsium. Saat asupan natrium tinggi, tubuh akan menguras kalsium dari tubuh melalui urin, sehingga tak heran hal itu akan memicu munculnya batu  ginjal. Sementara itu, minimnya cadangan kalsium dalam tubuh dapat menyebabkan penipisan tulang dan osteoporosis. 

"Ketika tubuh mencoba untuk menyingkirkan natrium melalui urin, temuan kami menunjukkan tubuh juga menghilangkan kalsium pada saat yang sama," kata Alexander, yang temuannya dipublikasikan dalam jurnal American Journal of Physiology - Renal Physiology.

"Ini sangat signifikan, karena apabila kita makan semakin banyak natrium dalam makanan, maka tubuh kita juga akan menyingkirkan lebih banyak kalsium," tambahnya.

Temuan ini, kata Alexander, semakin memperkuat alasan betapa pentingnya memiliki diet rendah natrium dan mengurangi asupan garam pada makanan olahan.

Sudah diketahui sejak lama bahwa molekul memiliki tanggung jawab penting untuk penyerapan sodium dalam tubuh. Tetapi dari hasil penelitian ini, peneliti melihat bahwa molekul juga berperan dalam mengatur kadar kalsium.

"Molekul tampaknya memiliki dua pekerjaan - mengatur kadar kalsium dan natrium dalam tubuh. Temuan kami memberikan bukti biologis yang sangat nyata bahwa hubungan antara sodium dan kalsium adalah nyata dan memang saling terkait," jelasnya.

Sebuah journal editorial yang menulis tentang penemuan ini mencatat bahwa molekul bisa menjadi target obat dimasa depan untuk mengobati batu ginjal dan osteoporosis.

 
Sumber :
EurekAlert

Tidak ada komentar: